Banda Aceh | Atjeh Nanggroe Darussalam | RumahGadang.News | JSCgroupmedia ~ Partai NasDem, Golkar, PAN, PAS Aceh, dan PDA mengajukan calon pengganti untuk bakal pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh ke KIP Aceh, Jumat, 13 September 2024.
Gabungan partai politik dan partai politik lokal itu mengajukan alias mendaftarkan M. Fadhil Rahmi sebagai pengganti bakal paslon Wakil Gubernur Aceh sebelumnya, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tu Sop, yang meninggal dunia pada 7 September 2024. Sehingga M. Fadhil Rahmi atau Syeh Fadhil menjadi bakal Cawagub pendamping bakal Cagub Bustami Hamzah di Pilkada Aceh Tahun 2024.
Informasi diperoleh portalsatu.com, Bustami dan Syeh Fadhil diantar ke Kantor KIP Aceh oleh Ketua Partai Golkar Aceh, T.M. Nurlif, Ketua PAN Aceh, Mawardi Ali, Ketua Umum PAS Aceh, Tu Bulqaini, dan sejumlah pengurus, kader serta simpatisan parpol pengusung bakal Cagub-Cawagub Aceh itu.
Delegasi gabungan parpol pengusul dan bakal paslon tersebut disambut Sekretaris Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Muchtaruddin, dan diterima Ketua KIP Aceh, Saiful. Turut hadir Ketua dan Anggota Panwaslih Aceh.
Pengamat: ‘Iron Stock’ Aceh Penentu Kemenangan Pilkada, Jangan Salah Pilih Pemimpin
Banda Aceh | Atjeh Nanggroe Darussalam | RumahGadang.News | JSCgroupmedia ~ Pengamat Politik Dr. M. Akmal, M.A., menyebut Iron Stock (generasi muda) akan menjadi penentu kemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah di Aceh Tahun 2024. Pasalnya, dari jumlah pemilih Aceh 3.742.037 jiwa, 50% merupakan generasi muda yaitu generasi milenial dan gen-Z.
“Merekalah penentu kemenangan dalam Pilkada Gubernur, Bupati dan Wali Kota di Aceh Tahun 2024,” kata Akmal kepada portalsatu.com, Sabtu, 14 September 2024.
Pandangan Akmal itu mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Jumlah Penduduk menurut Wilayah, Klasifikasi Generasi, dan Jenis Kelamin, di Indonesia Tahun 2020. Menurut data itu, jumlah gen-Z Aceh mencapai 1.531.897 jiwa (786.524 laki-laki dan 745.373 perempuan). Generasi milenial Aceh 1.377.887 (695.067 laki-laki dan 682.820 perempuan).
Gen-Z adalah generasi yang lahir tahun 1997-2012 (saat ini berusia 12-27 tahun). Gen milenial ialah generasi yang lahir pada 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun).
“Bernstein, menggunakan survei yang dilakukan pada April 2024 oleh Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 warga Amerika. Survei itu mencatat bahwa 45% Gen Z lebih cenderung melakukan ‘pencarian sosial’ melalui situs-situs seperti TikTok dan Instagram daripada Google. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan sekitar 35% generasi milenial, 20% gen-X, dan kurang dari 10% boomer,” ujar Akmal.
Menurut Akmal, generasi muda Aceh akan melihat “kotak kosong” sebagai pilihan pasti jika kotak yang berisi dianggap “tidak layak”. Di daerah mana pun—termasuk di Aceh—jika hasil Pilkada serentak 2024 dimenangkan oleh “kotak kosong” maka telah tersedia aturan untuk dilaksanakan pilkada ulang di wilayah itu pada tahun 2025.
“Masyarakat harus memahami ini. Lebih-lebih hal ini harus dipahami oleh generasi muda Aceh yang kali ini mendominasi 50% dari seluruh pemilih di Aceh,” tutur Akmal.
Akmal menyebut kelompok generasi muda Aceh ini sangat cerdas dalam mencerna isu-isu yang bertebaran di media sosial Tiktok, Instagram, dan Facebook. “Karena mereka tumbuh dan besar pada era revolusi media modern. Tidak mudah bagi mereka menerima isu-isu yang mengandung cacian, makian yang dibungkus dalam strategi black campaign (kampanye hitam). Mereka akan lebih cerdas menilai mana isu yang baik dan buruk,” ungkapnya.
Merujuk data jumlah gen-Z dan generasi milenial Aceh, kata Akmal, maka pemimpin yang akan lahir dalam Pilkada serentak di Aceh tahun 2024 sangat ditentukan oleh generasi muda.
“Dalam pandangan ilmu politik atau ilmu negara, kaum generasi muda ini disebut juga ‘Iron Stock’, adalah generasi calon pemimpin bangsa di masa depan, dapat menggantikan generasi sebelumnya dan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan. Kaum Iron Stock ini lebih menyukai konten dalam medsos, yang didominasi oleh Tiktok dan Istagram,” kata Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Malikussaleh ini.
Akmal menilai Pilkada serentak Aceh kali ini adalah kesempatan emas bagi kaum Iron Stock untuk menetapkan pilihan siapa pemimpin daerah yang tepat, baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Menurut Akmal, kaum Iron Stock adalah generasi yang relatif belum terkontaminasi dengan politik uang. “Mereka adalah pemilih rasional dan cerdas, lebih mudah mencerna visi dan misi setiap calon kepala daerah yang disampaikan melalui media sosial, dibanding kampanye lapangan”.
“Kita berharap kaum muda Aceh kali ini benar-benar menjadi pemilih cerdas yang akan memilih pemimpin untuk masa depan mereka sendiri. Kaum Iron Stock adalah pemilik masa depan Aceh, mereka yang akan langsung merasakan dampaknya jika salah memilih pemimpin,” ujar Akmal.
Akmal berharap 50% pemilih generasi muda Aceh sebagai “pemilik masa depan” Aceh tidak boleh meremehkan hak-hak mereka. Karena pilkada adalah proses “rekruitmen politik” (proses menjaring dan memilih pemimpin) yang dilindungi oleh undang-undang, diberi hak oleh undang-undang untuk seluruh rakyat agar selektif dan cerdas dalam menentukan pilihan terhadap pemimpin Aceh masa lima tahun ke depan.
“Pilkada tidak sekadar mencoblos dalam bilik suara, memberi hak suara, tapi ini adalah kesempatan menentukan masa depan Aceh, khususnya penentuan masa depan kaum Iron Stock itu sendiri sebagai pemilik Aceh,” tegas Akmal .
Cawagub gen-X versus cawagub generasi milenial
Akmal juga menyampaikan bahwa dua bakal calon wakil gubernur (cawagub) Aceh, M. Fadhil Rahmi dan Fadhlullah, sama-sama Iron Stock Aceh.
Fadhil Rahmi atau Syeh Fadhil lahir 1978 adalah gen-X. Gen-X adalah generasi yang lahir pada 1965-1980 (sekarang berusia 40-55 tahun). “Ini adalah generasi muda ‘produktif’ yang saat ini banyak menduduki dunia kerja, baik kerja mandiri atau kerja dalam organisasi, atau politisi muda,” ujar Akmal.
Akmal menilai sudah tepat jika pasangan bakal Cagub Bustami diganti oleh Syeh Fadhil (mengganti almarhum Tu Sop), yang saat ini masih sebagai anggota DPD RI utusan Aceh.
“Syeh Fadhil juga lulusan Al-Azhar Mesir, menguasai agama dengan baik (sebagai ulama, politisi dan intelektual muda Aceh). Pasangan Bustami Hamzah ini adalah gen-X yang saat ini jumlahnya di Aceh 991.294 jiwa. Syeh Fadhil bisa mewakili gen-X Aceh,” kata Akmal mengacu data BPS tadi.
“Tiga generasi ini, gen-Z, generasi melinial, dan gen-X adalah pemilik 50-60% suara dalam Pilkada Aceh pada November 2024,” tambah Akmal.
Sementara bakal Cagub Muzakir Manaf (Mualem) didampingi oleh bakal Cawagub Fadhlullah (Dek Fad), Anggota DPR RI, kelahiran 1981. “Masuk dalam katagori kaum milenial Aceh, yang jumlahnya saat ini 1.337.887 jiwa,” pungkas M. Akmal. | RumahGadang.News | Portal Satu | *** |
Comment